Monday, May 1, 2017

Teori Akuntansi: Pendekatan Kegunaan Keputusan Terhadap Pelaporan Keuangan

PENDEKATAN KEGUNAAN KEPUTUSAN
TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN


A.    Pendahuluan
Di bab 2 disimpulkan bahwa dalam penerapannya, metode present value mengalami berbagai kendala dan diragukan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang lengkap. Pada bab 3 ini, akan dibahas mengenai pendekatan teori yang mendukung pendekatan historical cost lebih berguna karena di bab 2  juga telah dibahas bahwa pendekatan historical cost merupakan pendekatan yang lebih baik dibandingkan model present value karena bisa memenuhi syarat reliable meskipun tidak serelevan pendekatan present value.
Berikut pertanyaan yang muncul terhadap pendekatan historical cost yaitu bagaimana laporan keuangan dengan berdasar pada historical cost dapat dibuat lebih bermanfaat? Pertanyaan ini membimbing kepada konsep yang penting dalam akuntansi yaitu konsep decision usefulness. Teori keputusan dan teori pasar modal membantu dalam mengkonseptualisasi makna dari informasi laporan keuangan yang bermanfaat. Tujuan utama bab ini adalah memperkenalkan teori-teori tersebut dan mendiskusikan relevansinya terhadap akuntansi.
B.     Pendekatan manfaat Keputusan
Pendekatan ini menggunakan suatu pandangan:
“Jika para akuntan tidak dapat menyiapkan laporan keuangan secara teoritis tepat, setidaknya dapat mencoba untuk menjadikan laporan keuangan yang berdasarkan historical cost lebih bermanfaat”
Dalam menggunakan pendekatan manfaat keputusan (decision usefulness), ada dua pertanyaan utama yang harus dibahas, yaitu:
1.                  Siapa pengguna laporan keuangan? Terdapat banyak pengguna laporan keuangan. Akan membantu jika para pengguna tersebut digolongkan dalam beberapa kelompok, seperti investor, pemilik , manager, perserikatan, pengatur standar, dan pemerintah, yang kemudian grup ini disebut penyusun akuntansi (constituencies of accounting).
2.                  Apakah persoalan keputusan dari pengguna laporan keuangan? Dengan memahami masalah keputusan ini, akuntan akan lebih mudah untuk menyiapkan kebutuhan informasi. Atau dapat dikatakan, membuat informasi mengenai laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik bagi pengguna laporan tersebut akan membantu peningkatan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, laporan keuangan yang dibuat akan lebih bermanfaat.
Menghadapi pertanyaan yang sulit seperti diatas, untuk membantu, para akuntan mengarahkannya ke berbagai teori dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam bab ini akan dibahas dua teori yaitu :
·                     Single-person (Theory of Decision). Teori ini menjadi dasar yang baik untuk mulai memahami bagaimana individu membuat keputusan yang rasional di bawah kondisi ketidakpastian. Teori ini memungkinkan kita untuk mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan pembuat keputusan untuk menajamkan kepercayaan subjektifnya tentang pengembalian di masa depan atas keputusannya.
·                     Teori Investasi (Theory of Investment). Suatu spesialisasi teori keputusan yang digunakan sebagai model dari proses keputusan investor yang rasional. Teori ini membantu kita untuk mengerti sifat alami suatu risiko dalam konteks investasi portofolio. Teori ini sangat penting bagi bidang akuntansi karena diadopsi dari standar akuntansi professional.

C.    Single-Person Decision Theory
Sudut pandang teori ini adalah seseorang yang harus mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Teori ini mengakui bahwa state probabilities tidak lagi objektif, sebagaimana dalam kondisi yang ideal, dan mengemukakan suatu prosedur formal dimana individu dapat mengambil keputusan yang terbaik dengan memilih dari satu perangkat atau kumpulan alternatif yang ada. Teori ini mengijinkan investor memperoleh informasi tambahan untuk merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan atas peristiwa yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat.  Teori keputusan ini relevan dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan informasi tambahan yang berguna bagi banyak keputusan.

Sistem Informasi
Supaya lebih bermanfaat, informasi dalam laporan keuangan harus membantu untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan.  Dengan menggunakan historical cost, laporan keuangan tidak menunjukkan nilai masa depan yang diharapkan secara langsung. Namun, laporan keuangan akan tetap berguna untuk investor secara luas yang memungkinkan suatu prediksi baik kabar baik ataupun buruk yang terdapat didalamnya akan bertahan sampai masa depan. 
Perlu diketahui bahwa kita mengembangkan proses keputusan yang hubungannya dengan investor menggunakan informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi earning power di masa depan.  Prediksi akan earning power digunakan untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan (kepentingan utama investor). Aliran kas di masa depan dapat digunakan untuk memprediksi pengembalian investasi masa depan. Pendekatan ini konsisten dengan kondisi ideal. Bagaimanapun, dibawah kondisi yang yang tidak ideal tidak tepat jika dikatakan bahwa prediksi aliran kas masa depan adalah pendekatan yang lebih baik untuk memprediksi pengembalian investasi dibandingkan prediksi earning power. Pada akhirnya, kedua pendekatan tersebut sesungguhnya sama sejak aliran kas dan earning memiliki output rata-rata yang sama. Secara akual, perbedaan antara aliran kas dan pendapatan bersihnya akan selalu nol setiap waktu.
Dalam jangka pendek, seseorang dapat menentang bahwa earning power memiliki keuntungan tertentu dalam memprediksi pengembalian investasi masa depan. Karena secara accrual, pengembalian lebih sedikit dibandingkan arus kas yang diakibatkan sebagai contoh akuisisi capital asset dan penjualan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan tetap bermanfaat bagi investor meskipun laporan keuangan tidak secara langsung melaporkan mengenai aliran kas masa depan dengan dasar penghitungan present value. Inti dari hubungan antara laporan keuangan saat ini dan masa depan adalah conditional probabilities P(GN/H) dan P(BN/L).  Probabilitas ini disebut sistem informasi. Konsep dari sistem informasi merupakan konsep yang sangat kuat (karena dapat menangkap isi informasi dari laporan keuangan dengan demikian menentukan nilainya untuk pembuatan keputusan oleh investor) dan sangat berguna (karena banyak masalah akuntansi praktis dapat dibingkai dalam kerangka dampaknya terhadap sistem informasi dalam teori akuntansi keuangan).

Information defined
Teori keputusan dan konsep penerangan memberikan cara untuk mendefinisikan informasi, yaitu bahwa informasi adalah bukti yang memiliki potensi mempengaruhi keputusan seseorang. Dari definisi tersebut terdapat hal- hal yang bisa kita simpulkan, yaitu: 1)Informasi adalah ex ante definition. Tuntutan yang paling utama bagi bahan bukti untuk  menggambarkan informasi adalah minimal beberapa bahan bukti harus diperoleh, kepercayaan secara cukup berpengaruhi bahwa keputusan akan berubah., 2) Definisi adalah individual- specific. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda dan bersifat khusus atas informasi yang sama, 3) Definisi seharusnya menggambarkan biaya bersih, dan 4) definisi seharusnya menekankan bahwa penerimaan dan kepercayaan terhadap informasi sebagai proses yang kontinyu.

Teori keputusan dan konsep penerangan memberikan cara khusus untuk mendefinisikan informasi yaitu fakta atau bukti yang memiliki potensial untuk mempengaruhi keputusan seorang individu. Teori keputusan sangat penting karena membantu kita untuk memahami mengapa informasi merupakan sebuah komoditas yang sangat kuat dan sebagai akuntan, yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan investor, perlu untuk mengetahui peran yang sangat kuat ini.

D.    the rational risk averse- investor
Dalam teori keputusan, konsep individu rasional secara sederhana menerangkan dalam pembuatan keputusan, tindakan yang terpilih ialah salah satu yang menberikan harapan manfaat yang terbaik. Hal ini berdampak terhadap individu yang besar kemungkinan mencari informasi tambahan yang relevan terhadap keputusan, yang akan digunakan untuk merevisi pernyataan kemungkinan dengan menggunakan Baye s’ theorem.
Asumsi yang biasa digunakan yaitu bahwa investor yang rasional yaitu risk-averse (menolak risiko).  Konsep dari risk-aversion sangat penting bagi akuntan karena berarti investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan resiko dan nilai yang diharapkan di masa depan. Risk-averse akan menyamakan (trade-off) antara return dan risiko yang diharapkan. Contohnya, jika kita memiliki kemungkinan menang 75%, kita mungkinakan melempar untuk taruhan yang lebih besar. Akibatnya, kita sekarang memiliki resiko lebih besar untuk memperoleh nilai pengembalian yang lebih besar, nilai yang diharapkan sekarang adalah $0,50 per dollar dibanding nol. Untuk model risk-aversion, teori keputusan menggunakan alat  yaitu utility function yang menghubungkan jumlah pembayaran dengan utilitas pembuat keputusan pada jumlah tersebut.
Kadang ada asumsi yang menyatakan bahwa pembuat keputusan adalah risk-neutral yaitu pembuat keputusan akan menganalisa secara teliti investasi yang beresiko terkait dengan return yang diharapkan. Risk neutrality mungkin adalah asumsi yang layak saat pengembalian kecil. Bagaimanapun, risk aversion adalah asumsi yang lebih realistic pada kebanyakan kasus. Konsep dari risk aversion sangat penting bagi akuntansi, karena ini berarti bahwa investor memerlukan informasi yang mengandung resiko, seperti halnya nilai yang diharapkan dari pengembalian masa depan.


E.     Prinsip Diversifikasi Portofolio
Pada poin D telah dinyatakan bahwa investor individu di asumsikan menjadi penolak resiko. Konsekuensi, pemberian pelunasan yang yang diharapkan dari investasi, investor yang rasional menginginkan resiko kemungkinan yang terkecil  atau sebaliknya resiko yang diberikan akan menginginkan kemungkinan terbaik dari pelunasan yang diharapkan. Salah satu cara investor dapat mengurangi resiko untuk return yang diharapkan adalah dengan mengadopsi strategy of diversification, dengan menginvestasikannya dalam sekuritas portofolio. Prinsip dari diversifikasi portofolio menunjukkan bahwa beberapa tetapi tidak semua resiko dapat dieliminasi  dengan strategi investasi yang sesuai. Prinsip ini merupakan implikasi yang sangat penting untuk mengetahui sifat dari resiko informasi yang dibutuhkan investor. Alat yang digunakan yaitu mean-variance utility. Signifikansi dari utilitas ini terhadap akuntan yaitu membuat keputusan investor dibutuhkan lebih eksplisit - seluruh investor membutuhkan informasi tentang nilai yang diharapkan dan resiko atas return  dari investasi, tanpa memperhatikan bentuk khusus dari fungsi utilitasnya. Memungkinkan untuk menemukan keputusan investasi lainnya yang memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama tetapi dengan resiko yang kecil. Dalam ekonomi di manapun, pasti ada keadaan alami yang disebut factor yang mempengaruhi return dari seluruh saham, yaitu : Faktor market-wide atau economy wide.  Kehadirannya berarti jika return atas satu saham tinggi, maka return atas kebanyakan saham yang lain juga akan tinggi (dengan asumsi bahwa return  atas saham adalah independen).  Jika seluruh faktor adalah economy-wide maka return atas saham perusahaan akan secara sempurna terkorelasi. Faktor firm-spesific yang mempengaruhi return atas satu perusahaan saja. Jika seluruh faktor adalah firm-spesific, maka return  akan independen.

F.     Keputusan Investasi Yang Optimal
Saat biaya transaksi diabaikan, keputusan optimal investor yang risk-averse adalah untuk membeli kombinasi dari portofolio pasar dan aset bebas-resiko yang menghasilkan tradeoff yang paling baik antara return dan resiko yang diharapkan.  Jumlah yang sama diinvestasikan  dalam sebuah portofolio  dapat menghasilkan resiko yang lebih rendah dibandingkan jika diinvestasikan dalam perusahaan tunggal untuk tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama. Hal itu disebabkan saat lebih dari satu investasi beresiko diadakan, resiko spesifik perusahaan cenderung untuk menghilang.  Jika satu saham menghasilkan return yang rendah maka akan selalu ada kesempatan bahwa saham-saham yang lain akan menghasilkan return yang tinggi.  Semakin banyak jumlah saham perusahaan yang berbeda dalam portofolio, semakin besar efek ini dapat bekerja. Sebagai hasilnya, resiko yang berbahaya dapat dikurangi.
Yang perlu diperhatikan disini, dalam suatu economy-wide risk, tidak ada yang dapat ditolak keluar secara keseluruhan. Pada saat minimum, saat portofolio pasar dipegang, factor economy-wide akan tinggal untuk berperan bagi resiko portofolio, dan resiko ini tidak dapat diubah. Resiko non-diversifiable disebut risiko sistematis. Secara konsep, portofolio pasar termasuk seluruh saham yang tersedia untuk investasi dalam ekonomi. Pada prakteknya, portofolio pasar biasanya mengambil seluruh saham yang diperdagangkan dalam bursa efek mayor. Beberapa investor kemungkinan ingin mengurangi investasi mereka dalam portofolio pasar dan membeli risk free asset denagn prosesnya. Yang lain kemungkinan ingin meminjam dalam risk free rate dan meningkatkan investasinya.bagaimanapu caranya, semua investor dapat menikmati keuntungan-keuntungan penuh dari diversifikasi, pada waktu yang sama mencapai untuk mencapai resiko pengembalian yang optimal dari trade off.

G.    Risiko Portofolio
      Prinsip dari diversifikasi membawa pada pengukuran resiko yang penting dari sekuritas dalam teori investasi.  Resiko ini yaitu beta, yang mengukur co-movement antara perubahan dalam harga sekuritas dan perubahan dalam nilai pasar atas portofolio pasar. Beta adalah konsep yang penting dan berguna dalam akuntansi keuangan. Saham beta adalah komponen yang krusial dari studi empiris yang berguna sebagai informasi akuntansi keuangan bagi investor. Beta juga merupakan “launching pad” bagi pelaporan resiko perusahaan.
      Banyak keuntungan dari diversifikasi dapat diperoleh hanya dengan sedikit sekuritas dalam portofolio. Dari sudut pandang akuntansi, informasi yang berguna adalah informasi yang dapat membantu investor untuk menaksir return dan beta yang diharapkan dari sekuritas. Informasi mengenai pengembalian sekuritas yang diharapkan dan beta sangat berguna bagi investor. Ini memungkinkan mereka untuk mengestimasi pengembalian yang diharapkan dan resiko dari portofolio yang mereka pertimbangkan. Kemudian mereka dapat memilih portofolio yang memberi resiko pengembalian tradeoff yang diharapkan, subjek dari level biaya tansaksi yang dibawa.

H.    Reaksi Badan Akuntan Profesional Terhadap Pendekatan Penggunaan Keputusan
      FASB’s SFAC 1 menjelaskan suatu adaptasi yang penting dari teori keputusan terhadap laporan keuangan dan pelaporannya. Sedangkan SFAC 2 mengoperasionalkan pendekatan manfaat keputusan dengan mengembangkan karakteristik dimana informasi akuntansi seharusnya terkandung didalamnya supaya lebih bermanfaat. Dalam esensinya, informasi akuntansi seharusnya menyediakan informasi yang berisi mengenai sistem yang menghubungkan laporan keuangan periode saat ini dengan realisasi dan pelunasan di masa depan.
      Dua karakteristik informatif yang utama ialah relevan dan reliable. Informasi yang relevan ialah informasi yang memiliki kapasitas untuk mempengaruhi kepercayaan investor mengenai pengembalian di masa depan dan informasi yang reliable menggambarkan suatu hal yang pokok untuk diukur (harus tepat dan tidak bias).

PENUTUP 
      Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kegunaan keputusan (decision usefulness) maka informasi akuntansi akan lebih reliabel dan relevan. Kegunaan keputusan merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis agar lebih berguna. Selama ini penyajian laporan keuangan harus menekankan pada karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan relevansi. Reliabilitas merupakan penyajian informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian yang jujur. Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi keuangan yang relevan mempunyai pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan informasi akuntansi keuangan itu. Pendekatan kegunaan keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.
      Hasil diskusi Reserve Recognition Accounting (RRA) menyatakan bahwa tidak mungkin menyiapkan laporan keuangan dengan tingkat reliabilitas dan relevansi secara penuh karena konsekuensinya akan terjadi trade-offs  antara reliabilitas dengan revelansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah pendekatan kegunaan keputusan (decision usefulness) untuk membuat laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis (historical cost) lebih berguna. Salah satu di antaranya adalah dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Dalam pengungkapan penuh informasi yang harus diungkap adalah mengenai data akuntansi dan non akuntansi yang relevan. Hal ini disebut dengan pelaporan keuangan  (financial reporting) yang lebih memberikan informasi tambahan selain laporan keuangan, dengan kata lain pelaporan keuangan cakupannya lebih luas daripada laporan keuangan.


DAFTAR PUSTAKA
Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto Canada: Prentice-Hall.