Monday, June 6, 2016

Sekilas mengenai Kinerja

Kinerja
Pengertian Kinerja
Kinerja secara etimologi berasal dari kata prestasi kerja. Mangkunegara pada Trisnaningsih (2007) mengemukakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya) yang dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Robert dan John dalam penelitian Darlisman (2009) menyatakan faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja adalah kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Michel dan Larson dalam Akdon (2011) di buku Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis, aspek - aspek kinerja, meliputi kualitas hasil kerja, kemampuan, inisiatif, komunikasi dan ketepatan waktu. Menurut Prawirosentono dalam Eishennoraz (2009) menyatakan bahwa performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat diciptakan oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka upaya mencapai tujuan perusahaan yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Hersey, Blancard dan Johnson di dalam Wibowo (2007) yang dikutip dari penelitian Eishennoraz (2009), faktor – faktor dalam menentukan indikator kinerja terdiri dari:
1.        Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah merupakan persyaratan, juga bukan sebuah keinginan. Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan arah kemanan kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan, diperlukan kinerja individu, kelompok dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2.        Standar
Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang di inginkan dapat tercapai. Tanpa adanya standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan dicapai sehingga standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dengan bawahan.
3.        Umpan Balik
Antara tujuan, standar dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan balik sangat penting ketika kita mempertimbangkan tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan yang bermakna dan berharga. Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan, standar kinerja dan pencapaian tujuan sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4.        Alat atau Sarana
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses dann faktor penunjang untuk mencapai tujuan. Tanpa alat atau sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya.
5.        Kompetensi
Kompentensi merupakan persayaratan utama dalam kinerja. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
6.        Motif
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang dan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapus tindakan yang mengakibatkan disintensif.
7.        Peluang
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan memenuhi syarat tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi dan perhatian lebih banyak serta mengambil waktu yang tersedia. Jika pekerja dihindari karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas atau kepuasan konsumen, mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan memenuhi syarat untuk berprestasi.

Penilaian mengenai Kinerja
   Dalam Penelitian yang dilakukan Agustina (2012) dijelaskan format penilaian kinerja pegawai menurut Byars dan Rue dalam Mangkunegara (2006). Unsur - unsur yang menilai kinerja meliputi:
1.      Kualitas dari pekerjaan, yaitu mutu hasil pekerjaan dengan memper-timbangkan keakuratan, keahlian, dan dapat dipercaya,
2.      Kuantitas dari pekerjaan, yaitu jumlah dari pekerjaan yang bermanfaat pada periode waktu sejak penilaian terakhir, dibandingkan dengan standar kerja yang telah dibuat,
3.      Kerja sama, yaitu sikap pegawai terhadap pekerjaan, terhadap teman kerja, dan pimpinannya.
4.      Pengetahuan terhadap pekerjaan, yaitu tingkat dimana pegawai mengerti mengenai bermacam prosedur dari pekerjaan dan tujuan-tujuannya.
5.      Kehandalan dari pekerjaan, yang ditandai dengan keakuratan tugas dan pembagian waktu.
6.      Kehadiran dan ketepatan waktu, yang berkaitan dengan catatan pegawai dan kemampuan berperilaku dalam peraturan unit kerja.

Menurut Faustino dalam penelitian yang dilakukan Agustina (2012), dua syarat utama untuk melakukan penilaian performansi yang efektif: a) Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif dan b) Adanya objektivitas dalam proses evaluasi.  Dalam hal ini terdapat tiga-tipe kriteria penilaian kinerja yang saling berbeda:
1.      Result based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan hasil);
2.      Behavior-based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan perilaku);
3.      Judgment-based performance evaluation (penilaian kinerja berdasarkan kesesuaian atau judgment).

Sedangkan yang kompeten untuk melakukan penilaian, menurut Mathis dalam Agustina (2012), adalah siapapun yang mengetahui dengan baik kinerja dari karyawan secara individual. Kemungkinanya adalah sebagai berikut :
1.      Para supervisor yang menilai karyawan mereka
2.      Para karyawan yang menilai atasan mereka
3.      Anggota tim yang menilai sesamanya
4.      Karyawan menilai dirinya sendiri
5.      Penilaian dan multi sumber (umpan balik 360)
6.      Penilai dari luar (pelanggan).