Sunday, June 28, 2015

Ringkasan Perilaku Organisasi BAB 3-5

sumber: PERILAKU ORGANISASI – STEPHEN P. ROBBINS & TIMOTHY A. JUDGE


BAB III
Sikap dan Kepuasan Kerja


Sikap (attitude) adalah penyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu atau peristiwa.
Komponen sikap terbagi menjadi tiga yaitu:
1.     Komponen Kognitif (cognitive component) adalah segmen opini atau keyakinan dari sikap.
2.     Komponen afektif (affective component) adalah segmen emosional atau perasaan dari sikap.
3.     Komponen perilaku (behavioral component) adalah niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

Ketidaksesuaian kognitif adalah ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih atau antara perilaku dan sikap.

Apakah Sikap Kerja Utama?
Sebagian besar penelitian dalam perilaku organisasi berhubungan dengan tiga sikap yaitu:
  1. Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik – karakteristiknya. Seseorang yang tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan – perasaan positif tentang pekerjaan tersebut.
  2. Keterlibatan Pekerjaan (job involvement) adalah tingkat sampai sama seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri. Keterlibatan pekerjaan mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Pemberian Wewenang Psikologis (psychological empowerment) adalah keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka mempunyai lingkungan kerja mereka, kompetensi mereka, makna pekerjaan mereka dan otonomi dalam pekerjaan mereka.
  3. Komitmen Organisasional (organizational commitment) adalah tingkat sampai mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan – tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Tiga dimensi terpisah dari komitmen organisasional adalah: [1] Komitmen afektif (affective commitment) adalah perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai – nilainya. [2] Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. [3] Komitmen normatif (normative commitment) adalah komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk alasan – alasan moral atau etis.

Sikap Kerja yang Lain:
  1. Dukungan Organisasional yang dirasakan (perceived organizational support) adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
  2. Keterlibatan Karyawan (employee engagement) adalah keterlibatan, kepuasan dan antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan.

Tingkat Kepuasan Kerja Rata – Rata Menurut Aspek
  • Kerja itu sendiri
  • Bayaran
  • Promosi
  • Pengawasan
  • Rekan Kerja
  • Keseluruhan

Pengaruh dari Karyawan yang Tidak Puas di Tempat Kerja
  1. Keluar (Exit) adalah perilaku yang ditunjukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
  2. Aspirasi (Voice) adalah secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
  3. Kesetiaan (Loyalty) adalah secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”.
  4. Pengabaian (neglect) adalah secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurangnya usaha dan meningkatnya angka kesalahan.




BAB IV
Kepribadian dan Nilai


Kepribadian (Personality) adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Faktor – Faktor Penentu Kepribadian
  • Faktor Keturunan
  • Faktor Lingkungan

Sifat – Sifat Kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu. Cara mengidentifikasi sifat yaitu:
  • Myres-Briggs Type Indicator yaitu tes kepribadian yang menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Klasifikasian kedalam karekteristik:
1.     Ekstraver (extraverted) VS introver (introverted) (E-I) – individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul dan tegas. Sedangkan introver sebagai individu yang pendiam dan pemalu.
2.     Sensitif (sensing) VS Intuitif (intuitive) (S-N) – individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses – proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”.
3.     Pemikir (thinking) VS Perasa (feeling) (T-F) – individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah. Sedangkan individu dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai – nilai dan emosi pribadi mereka.
4.     Memahami (judging) VS Menilai (perceiving) (J-P) – individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan terstruktur. Sedangkan individu dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan.
  • Model Lima Besar (Big Five Model) dibentuk oleh John Bearden. Faktor – faktor lima besar mencakup:
1.     Ekstraversi (extraversion) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang yang suka bergaul, suka berteman dan tegas.
2.     Mudah akur atau bersepakat (agreeableness) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang yang bersifat baik, kooperatif dan penuh kepercayaan.
3.     Sifat berhati – hati (conscientiousness) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, gigih dan teratur.
4.     Stabilitas emosi (emotional stability) adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh (positif) versus mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak memiliki pendirian yang teguh (negatif).
5.     Terbuka terhadap hal – hal baru (openness to experience) adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan seseorang berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal – hal baru.

Nilai (value) menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawan.

Sistem nilai (value system) sebuah hierarki yang didasarkan pada penggolongan nilai – nilai seseorang individu menurut intensitas mereka.

Jenis – jenis Nilai
  • Nilai terminal adalah keadaan akhir kehidupan yang diinginkan, tujuan – tujuan yang ingin dicapai seseorang selama masa hidupnya.
  • Nilai instrumental adalah perilaku atau cara – cara yang lebih disukai untuk mencapai nilai – nilai terminal seseorang.

Nilai Lintas Kultur
  • Kerangka Hofstede untuk Menilai Kultur terdapat lima dimensi:
1.     Jarak kekuasaan (power distance) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana suatu masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi didistribusikan secara tidak sama.
2.     Individualisme (individualism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok. Lawannya Kolektivisme (collectivism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan kerangka sosial yang kuat dimana individu menghadap orang lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
3.     Maskulinitas (masculinity) adalah sifat kultur nasional yang mendiskripsikan tingkat sampai mana kultur tersebut menyukai peran pencapaian, kekuatan dan pengendalian dari pekerjaan maskulin tradisional. Nilai sosial digolongkan menurut ketegasan dan materialisme. Lawannya adalah feminitas (femininity) adalah sifat kultur yang mempunyai sedikit perbedaan anatara peran pria dan wanita, dimana wanita diperlakukan sama seperti pria dalam semua aspek masyarakat.
4.     Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkat sampai mana suatu masyarakat merasa terancam oleh situasi – situasi yang tidak pasti dan ambigu serta berusaha untuk menghindarinya.
5.     Orientasi jangka panjang (long term orientation) adalah sifat kultur nasional yang menekankan masa depan, penghematan dan ketekunan. Lawannya, orientasi jangka pendek (short term orientation) adalah sifat kultur nasional yang menekankan masa lalu dan masa kini, menghormati tradisi dan memenuhi kewajiban – kewajiban sosial.

Kerangka GLOBE (Global Leadership and Organizational Behaviour Effectiveness) untuk menilai kultur. Penyelidikan mengenai lintas kultural mengenai kepemimpinan dan kultur nasional yang terus menerus dilakukan dan dimulai pada tahun 1993 menggunakan data dari 825 organisasi di 62 negara. Contoh dimensi:
1.     Ketegasan
2.     Orientasi masa depan
3.     Perbedaan gender
4.     Penghindaran ketidakpastian
5.     Jarak kekuasaan
6.     Individualisme/kolektivisme
7.     Kolektivisme dalam kelompok
8.     Orientasi kinerja
9.     Orientasi kemanusiaan





BAB V
Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual

Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan – kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi:
  1. Faktor – faktor dalam diri si pengarti
·     Sikap – sikap
·     Motif – motif
·     Minat – minat
·     Pengalaman
·     Harapan - harapan
  1. Faktor – faktor dalam situasi
·     Waktu
·     Keadaan kerja
·     Keadaan sosial
  1. Faktor – faktor dalam diri target
·     Sesuatu yang baru
·     Gerakan
·     Suara
·     Ukuran
·     Latar belakang
·     Kedekatan
·     Kemiripan

Teori Hubungan (attribution theory) adalah usaha ketika individu – individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. Faktor penentu bergantung pada tiga hal: [1] Kekhususan merujuk pada apakah seseorang individu memperlihatkan perilaku – perilaku berada dalam situasi – situasi berbeda, [2] Konsensus yaitu apabila semua individu yang menghadapi situasi serupa merespons dalam cara yang sama, [3] Konsistensi.

Kesalahan hubungan yang fundamental (fundamental attribution error) adalah kecenderungan untuk merendahkan pengaruh faktor – faktor eksternal dan meninggikan pengaruh faktor – faktor internal ketika membuat penilaian tentang perilaku orang lain.

Bias pemikiran diri sendiri (self serving bias) adalah kecenderungan bagi para individu untuk menghubungkan keberhasilan mereka sendiri dengan faktor – faktor internal sementara menyalahkan faktor – faktor eksternal untuk kegagalan.

Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain, diantaranya:
  1. Persepsi selektif (selective perception), menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman dan sikap seseorang.
  2. Efek halo (halo effect), membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik.
  3. Efek – efek kontras (contrast effects), evaluasi tentang karakteristik – karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan – perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik – karakteristik yang sama.
  4. Proyeksi (projection), menghubungkan karakteristik – karakteristik diri sendiri dengan individu lain.
  5. Pembentukan stereotip (stereotyping), menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok dimana ia tergabung.

Berbagai Aplikasi Khusus dari Jalan Pintas dalam Organisasi, diantaranya:
  1. Wawancara Pekerjaan
  2. Harapan Kinerja
  3. Pembentukan Profil Etnis
  4. Evaluasi Kinerja

Proses Pembuatan Keputusan yang Rasional
Rasional adalah membuat pilihan – pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan – batasan tertentu.
  • Model Pembuatan Keputusan yang Rasional (rational decision making model) adalah sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk memaksimal beberapa hasil.
Enam langkah dalam model pembuatan Keputusan Rasional:
1.       Mendefinisikan masalah
2.       Mengidentifikasikan kriteria keputusan
3.       Menimbang kriteria tersebut
4.       Mengembangkan alternatif
5.       Mengevaluasi alternatif – alternatif yang ada
6.       Memilih alternatif terbaik

Tiga komponen model kreativitas adalah dalil bahwa kreativitas individual membutuhkan keahlian, keterampilan berpikir kreatif dan motivasi tugas instrik.
  1. Keahlian adalah dasar untuk setiap pekerjaan kreatif.
  2. Keterampilan berpikir kreatif: karakteridtik kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas, kemampuan untuk menggunakan analogi serta bakat untuk melihat
  3. Motivasi tugas intrinsik: keinginan untuk mengerjakan sesuatu karena hal tersebut menarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan atau menantang secara pribadi.

Rasionalitas yang Dibatasi adalah membuat keputusan dengan membuat berbagai model sederhana yang menggali fitur dasar dari masalah tanpa mendaptkan semua kerumitannya.

Bias dan Kesalahan Umum
  • Bias jangkar adalah kecenderungan untuk sangat tertarik dengan informasi awal, darimana kita kemudian gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya.
  • Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari informasi yang menguatkan pilihan – pilihan masa lalu dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaian – penilaian masa lalu.
  • Bias ketersediaan adalah kecenderungan individu mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah tersedia bagi mereka.
  • Bias representatif adalah menilai kemungkinan suatu kejadian dengan menganggap situasi saat ini sama seperti situasi di masa lalu.
  • Peningkatan komitmen adalah komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat informasi negatif.
  • Kesalahan yang Tidak Disengaja adalah kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka bisa memprediksikan hasil dari peristiwa – peristiwa yang tidak disengaja.
  • Kutukan Pemenang adalah proses pembuatan keputusan yang memperlihatkan bahwa partisipan yang menang dalam sebuah lelang biasanya membayar terlalu tinggi untuk barang yang dimenangkan.
  • Bias Peninjauan Kembali adalah kecenderungan kita untuk pura – pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa secara akurat setelah hasil itu benar – benar diketahui.

Beberapa cara Mengurangi Bias dan Kesalahan
·       Fokus pada tujuan
·       Mencari informasi yang melemahkan keyakinan anda
·       Jangan berusaha mengartikan peristiwa yang tidak disengaja
·       Perbanyak pilihan

Intuisi
Pembuatan keputusan yang intuisi  adalah sebuah proses tidak sadar sebagai hasil dari pengalaman yang disaring.

Tiga Kriteria Keputusan Etis
·       Utilitarianisme adalah keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar untuk jumlah terbanyak
·       Hak adalah memungkinkan individu membuat keputusan yang konsisten dengan kemerdekaan dan hak fundamental
Keadilan adalah mengharuskan individu untuk menentukan dan menjalankan peraturan – peraturan dengan baik dan adil sehingga terdapat distribusi laba dan biaya secara adil

CEK DISINI