Tuesday, December 1, 2015

Tugas Psikologi Audit (Charles Tollison, Manajer Audit)

“Tidak, tidak apa-apa, Bea. Aku akan menulis memo akhir pekan ini dan akan dikirimkan ke Mr Fielder. Kamu pulang saja ke rumah.”  “Apakah Anda yakin, Chuck? Saya tidak keberatan tinggal untuk beberapa saat lagi.” “Terima kasih Bea, tapi kamu sudah terlalu banyak lembur minggu ini.” Setelah ia menyuruh sekretarisnya pulang, Charles Tollison menghabiskan beberapa menit bersama kertas kerja audit dan korespondensi yang ditumpuk di atas mejanya, dan ia mencoba memutuskan pekerjaan apa yang akan dibawa pulang untuk dikerjakan selama akhir pekan. Akhirnya,tetap pada keputusan. Tollison tidak bisa memutuskan apakah akan mengambil file persediaan untuk dibawa pulang. Tollison tahu bahwa jika ia mengambil file persediaan untuk dibawa pulang ke rumah, ia harus menyelesaikan review tentang file tersebut, yang akan meningkatkan beban kerja akhir pekannya dari 6 jam bahkan bisa lebih dari 12 jam. Saat ia dibingungkan oleh keputusannya, Tollison melangkah ke jendela kantornya dan iseng-iseng mengamati lalu lintas yang sedang berada pada jam sibuk.
          Hampir pukul 6:30 pada Jumat malam di awal Agustus. Charles Tollison, seorang audit manager untuk perusahaan besar yaitu kantor akuntan internasional, telah melalui minggu yang sulit. Klien audit terbesarnya sedang bernegosiasi untuk membeli sebuah perusahaan dalam industry sejenis. Selama dua bulan terakhir, Tollison telah mengawasi kerja audit lapangan secara intensif yaitu akuisisi catatan akuntansi pesaing. CEO klien, menduga bahwa manajemen eksekutif pesaing telah merekayasa data keuangan perusahaan mereka untuk mengantisipasi pembelian yang diusulkan. Sejak klien melewati batas secara finansial untuk mengakuisisi perusahaan lain, CEO ingin memastikan bahwa data keuangan tersebut dapat diandalkan. Perhatian utama CEO adalah penilaian terhadap persediaan pesaing, dengan menyumbang 45 persen dari total aset.
          CEO klien telah meminta agar Tollison ditugaskan untuk melakukan audit akuisisi karena dia menghargai Tollison dan kualitas kerjanya. Biasanya, seorang audit manajer, menghabiskan sedikit waktu untuk mengawasi prosedur audit dalam sehari. Tetapi karena keterlibatan ini, bagaimanapun, Tollison merasa perlu untuk menghabiskan 10 jam per hari, enam sampai tujuh hari per minggu, untuk meneliti catatan akuntansi calon perusahaan yang akan diambil alih, bersama dengan bawahannya.
          Saat Tollison menatap kemacetan di jalanan bawah, ia merasa lega bahwa audit akuisisi hampir selesai. Setelah ia meyakini semuanya sesuai pada beberapa file persediaan, ia akan mengubah kertas kerja ke mitra perikatan audit untuk review akhir.
          Minggu berat Tollison dapat disorot dengan beberapa pertemuan penuh perdebatan dengan personil klien, melewatkan pesta ulang tahun putrinya yang ke delapan tahun, dan sarapan Kamis pagi ini dengan managing partner kantornya, Walker Linton. Selama sarapan itu, Linton telah memberitahu Tollison bahwa ia telah melewati promosi menjadi partner dalam dua tahun berturut-turut, berita itu sulit untuk diterima Tollison.
          Selama lebih dari 13 tahun, Tollison menjadi karyawan yang pekerja keras dan berdedikasi pada kantor akuntan yang besar. Dia tidak pernah menolak tugas yang sulit, tidak pernah mengeluh tentang jam kerja yang panjang, dan pengorbanan pribadi lainnya yang tak terhitung jumlahnya, terakhir adalah melewatkan pesta ulang tahun. Setelah menginformasikan berita buruk pada Tollison, Linton telah menyemangati Tallison untuk tetap tinggal di kantor akuntan tersebut. Linton berjanji bahwa tahun berikutnya ia akan melakukan campaign untuk promosi Tollison dengan penuh semangat dan "meminta semua bantuan"  pada partner di kantor akuntan lainnya. Meskipun telah mendegar janji itu, Tollison menyadari bahwa ia hanya memiliki kesempatan yang kecil untuk dipromosikan menjadi partner, jarang sekali "pecundang" mendapatkan kesempatan untuk promosi sebanyak dua kali.
Meskipun ia tetap berharap yang terbaik, Tolisson tidak mengharapkan laporan yang sempurna dari komite seleksi partner. Dalam minggu terakhir secara bertahap ia telah mengakui bahwa ia tidak memiliki profil yang dicari oleh komite seleksi partner. Tolisson bukan rainmaker seperti temannya dan yang juga manajer audit, Craig Allen, namanya muncul di daftar baru nama partner yang di umumkan secara resmi minggu depan. Allen adalah anggota dari beberapa organisasi sipil penting dan memiliki jaringan teman yang baik yang memiliki koneksi di klub negara setempat. Allen mendapatkan pelayanan yang baik dari jaringan tersebut, sehingga dia bisa mengarahkan beberapa klien baru ke perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
          Selain rainmaker, Tollison adalah seorang teknisi. Jika seseorang di kantor memiliki masalah akuntansi atau masalah audit yang sulit untuk diselesaikan, maka orang-orang tersebut mendatangi Tollison terlebih dahulu, daripada salah satu dari enam partner audit yang lainnya. Ketika klien baru mengalami masalah teknis yang rumit, partner perikatan audit (audit engagement partners) meminta agar Tollison ditugaskan ke pekerjaan tersebut. Salah satu alasannya karena Tollison adalah pilihan yang sempurna untuk perikatan yang sulit karena ia micromanaged dalam pekerjaannya, bersikeras terlibat dalam setiap aspek dari perikatan tersebut. Gaya manajemen Tolisson sering mengakibatkan  "busting" anggaran waktu audit, meskipun ia jarang melewatkan deadline penting. Untuk menghindari kehilangan deadline atas pekerjaan yang hampir selesai, Tollison dan anak buahnya ditugaskan bekerja lembur, termasuk menjalankan tugas di akhir pekan.
          Akhirnya, Tollison berpaling dari jendela dan merosot ke kursinya. Saat ia duduk di sana, ia mencoba untuk mengusir kepahitan yang ia rasakan. "Jika Meredith tidak meninggalkan perusahaan, mungkin aku tidak akan ada dalam masalah ini" Tollison berkata untuk dirinya sendiri. Tiga tahun sebelumnya Meredith Oliveti, partner audit dan teman baik Tollison dalam perusahaan mengundurkan diri untuk menjadi kepala keuangan (CFO) dari klien besar. Setelah pengunduran diri Oliveti's, Tollison tidak punya satu pun mitra kerja yang dapat mendukungnya dalam melewati proses seleksi partner. Sebaliknya, Tollison sudah “lost in the shuffle” dengan puluhan pekerja keras, manager audit yg cenderung teknis lainnya dalam perusahaan yang bercita-cita untuk mendapatkan posisi partner.
          Diantara waktu sarapan di hari kamis pagi, Walker Linton telah menyatakan kepada Tollison kemungkinan bahwa Walker dapat tetap bersama dengan perusahaan di posisi senior manajer. Beberapa tahun terakhir, perusahaan Tollison agak santai mengenai peraturan terkait "up or out" peraturan promosi jabatan. Tapi Tollison tidak yakin bahwa dia ingin tetap bersama dengan perusahaan sebagai manager tanpa ada kemungkinan untuk dipromosikan sebagai partner. Memang, ada keuntungan yang terkait dengan menjadi seorang senior manajer yang permanen. Contohnya, tidak ada kepemilikan saham di perusahaan berarti tidak menyerap sebagian dari kerugian litigasi di sisi lain, dalam pikiran Tollison ini menerima tawaran sebagai senior manajer permanen tampaknya setara dengan memiliki "kegagalan karier" di cap di pintu kantornya.
Jam tujuh lewat 10 menit, waktunya untuk pergi. Tollison meninggalkan dokumen inventory di mejanya sambil menutup tasnya dan kemudian melangkah menuju pintu kantornya. Setelah mematikan lampu, Tollison berhenti sejenak. Lalu dengan enggan, dia berbalik mengambil berkas inventory di mejanya dan kemudian membawanya pulang.

Top of Form
Bottom of Form
PERTANYAAN

1.     Charles Tollison tidak memenuhi kualifikasi sebagai rekanan dengan firmannya.

Tugas seorang rekanan adalah berbeda sebagai seorang manajer. Tanggungjawab rekan lebih fokus pada  meneliti isi perjanjian dengan klien, dan menandatangani laporan hasil audit. Bagaimanapun, tanggungjawab seorang manajer menekankan khususnya pada supervisi persiapan audit, mereviu kertas kerja, laporan keuangan  dan laporan audit. Keahlian teknis sangat diperlukan untuk manajer daripada rekanan. Sementara rekan diminta mempunyai kemampuan penting lainnya, seperti staf manajemen, keahlian komunikasi.

Alasan Charles Tollison tidak memposisikan sebagai partnership karena dia tidak mempunyai hubungan luas dengan klien potensial. Dia teknisi yang baik. Dia dapat meluangkan banyak waktu dalam pekerjaan-pekerjaan detail audit, jadi dia tidak menghabiskan waktu pada promosi saja.  


Jawab :

Kami berpendapat Charles Tollison mempunyai kemampuan sebagai posisi partnership di firmanya dengan mempertimbangkan pola kerja dan etika dalam bekerja, sepanjang pengetahuan professional dan keahlian sebagai praktisi.

Pada uraian kasus diatas, ia mampu berkomunikasi baik ketika terjadi permasalahan antara staf dengan klien. Dia pekerja yang baik, Dia juga seorang pekerja keras, Dia bersedia meluangkan banyak waktu untuk pekerjaanya.

Charles Tollison perlu banyak belajar lagi menjadi seorang manajerial yang baik bagaimana dia mendelegasikan kewenangan kepada bawahan dengan memilah-milah pekerjaan mana yang sangat penting, sedang dan kurang.

Charles Tollison harus belajar lagi agar mampu tampil sebagai komunikator sekaligus negosiator yang baik dengan klien, mungkin dengan cara mengikuti kursus singkat atau belajar sendiri. Yang dibutuhkan sekarang bagi Charles Tollison adalah kemauan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

2.   Did Tollison’s firm treat him “fairly”? Why or why not?

Jawab :

Tollison tidak diperlakukan secara adil “not fairly”. Dengan alasan sebagai berikut:
Pertama dengan kemampuan teknikal yang ia miliki, pekerja keras, dedikasi yang tinggi (membawa tugas pulang-weekend activity, lembur, melewatkan ulang tahun anaknya), dan 13 tahun lamanya ia mengabdi di kantor akuntan tersebut, seharusnya ia memiliki kesempatan untuk diajukan menjadi partner. Entah nantinya berhasil atau tidak.

Kedua, Linton memberikan janji yang mungkin saja itu hanya janji palsu yang dibuat Linton untuk tetap mempertahankan Tollison sebagai audit manajer audit yang bisa diandalkan (mengambil keuntungan).

Ketiga, dari cara yang digunakan untuk pengangkatan partner diketahui bahwa ketentuan/budaya kantor akuntan publik tersebut lebih mengutamakan kemampuan seseorang untuk mendapatkan klien yang baru dibandingkan kemampuan teknikal/profesionalitas. Hal ini tidak sepenuhnya salah, kemampuan mendapatkan klien (networking) sangatlah diperlukan, bisa dibayangkan jika kantor akuntan publik yang mungkin memiliki karyawan yang berkemampuan tinggi, tetapi tidak punya klien karena kemampuan promosi atau networking yang buruk. Namun, seharusnya kemampuan teknikal/profesionalitas lebih diutamkan, karena dengan kemampuan teknikal yang baik dapat memberikan jasa asurans yang dapat diandalkan. Di soal tidak memberikan informasi bagaimana kemampuan teknikal dari Craig Allen (baik/buruk/cukup). Jadi seharusnya, dua kemampuan ini (kemampuan teknikal dan networking) haruslah berjalan beriringan.

4.     Discuss the advantages and disadvantages of the ‘up or out’ promotion policy followed by many accounting firms.
Bahas keuntungan dan kerugian dari kebijakan promosi ‘up or out’ (naik atau keluar) yang diikuti oleh banyak perusahaan akuntansi.

Jawab :

Keuntungan dari kebijakan promosi ‘up or out’ (naik atau keluar) adalah menyediakan kriteria yang telah ditentukan dan alat ukur kinerja untuk mencapai promosi. Hal ini juga memungkinkan seseorang untuk mengetahui di mana ia berdiri (posisinya) di antara rekan-rekannya sesuai dengan capaian kinerjanya dan memberikan dorongan bagi karyawan yang ingin tinggal dengan perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pengembangan karirnya.


Kelemahan dari kebijakan ini adalah bahwa kebijakan tersebut akan berdampak negatif terhadap kepuasan kerja dan motivasi karyawan yang tidak-dipromosikan. Kebijakan ini juga bisa meningkatkan stres yang berhubungan dengan pekerjaan seorang karyawan dan merugikan kesejahteraan emosional individu. Selanjutnya, frustrasi muncul karena merasa tidak mampu untuk dipromosikan, seorang karyawan merasa mendapat perlakuan tidak adil sehingga memberikan dampak terhadap produktivitas kerja dan komitmen yang menurun.