3.5.1 Uji Kualitas Data
Kualitas atas data yang
dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji
yang meliputi:
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan semua item
pertanyaan memiliki hasil yang signifikan dan dapat membedakan item tersebut
buruk (drop) atau baik (valid).
Dengan demikian item yang valid adalah item yang memilki korelasi positif yang
tinggi antara skor item dengan skor total responden. Uji validitas yang sering
digunakan adalah korelasi Bivariate Pearson (Produk Moment Pearson).
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tarafsignifikansi 0,05. Kriteria
pengujian sebagai berikut :
- Jika r hitung > r tabel (uji
2 sisi dengan sig. 0,05) maka item - item pertanyaan berkorelasi
signifikan terhadap skor atau nilai total (dinyatakan valid).
- Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi
dengan sig. 0,05) maka item - item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan
terhadap skor atau nilai total (dinyatakan tidak valid/drop).
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas sebenarnya adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
kontrsuk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2013). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s
Alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel), bila
memiliki Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 (Priyatno, 2010).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Ghozali (2013) mengemukakan bahwa pengujian asumsi klasik
dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak
terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa
data yang dihasilkan berdistribusi normal. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian
ini meliputi:
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen, variabel dependen maupun keduanya dari suatu model regresi memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal (Malissa, 2009). Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
berupa garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis tersebut. Jika distribusi normal, maka penyebaran titik - titik akan
berada di sekitar garis diagonalnya. Pengujian kedua adalah yang menggunakan
uji statistik dengan melihat kurtosis dan skewness dari residual dengan rumus:
|
||||
|
Dimana:
S : Nilai Skewness
N : Jumlah Kasus
K : Nilai Kurtosis
Jika dari hasil nilai z hitung < z tabel ± 2,58 (signifikan 0,01) atau ± 1,96 (signifikan pada alpha 0,05) maka data tersebut berdistribusi
normal (Ghozali, 2013).
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya
hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Ghozali (2013)
model regeresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Jika variebel independen saling berkorelasi maka variabel -
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Nilai cut off yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya multikolonieritas
adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Jika tolerance
< 0,10 atau nilai VIF > 10 mengindikasikan terjadi multikolonieritas (Ghozali,
2013).
3.5.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan
dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatter-plot, dimana bila ada titik - titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi
heteroskedasitisitas.
Namun, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, Uji yang
akan dilakukan adalah uji Glejser dengan melihat signifikansi korelasi nilai
residual, bila nilai tersebut diatas 0,05 atau 5%, maka model regresi bebas
dari asumsi heterokedastisitas (Ghazali, 2013).
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,
2013). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Dikarenakan penelitian ini bukan menggunakan data runtut waktu (time series) maka penelitian ini tidak
memerlukan uji autokolerasi.
3.5.3 Uji Regresi Berganda
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2016) analisis regresi ganda
digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis
regresi berganda ini dilakukan dengan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 23 for Windows.
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji F dan
uji t-test guna melihat pengaruh diantar variabel baik secara simultan maupun
parsial.
3.5.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2)
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Rentang nilai koefisien determinasi antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel - variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).
3.5.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh secara simultan (bersama - sama) terhadap variabel dependen
secara signifikan. Uji ini menggunakan uji ANOVA dan dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
Jika F hitung > F tabel (α = 5%) atau Sig < 0,05
maka H0 ditolak.
Jika F hitung < F tabel (α = 5%) atau Sig > 0,05
maka H0 diterima.
Jika F hitung lebih besar daripada F tabel maka terdapat
pengaruh yang signifikan dari keseluruhan variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan, tetapi bila F hitung lebih kecil daripada F tabel
maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari keseluruhan variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan. Nilai F tabel dapat
dilihat di tabel F sesuai dengan degree of freedom dan signifikansinya
(Priyatno, 2010).
3.5.4.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji t (t-test) dalam penelitian ini untuk menguji
yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial
(individu) dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel (α = 5%) atau Sig < 0,05
maka H0 ditolak.
Jika t hitung < t tabel (α = 5%) atau Sig > 0,05
maka H0 diterima.
Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka terdapat
pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen, tetapi bila t hitung lebih kecil daripada t tabel maka tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dari keseluruhan variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Nilai t tabel dapat dilihat di tabel t
dengan menggunakan signifikansi dan degree offreedom yang sesuai
(Priyatno, 2010).