PENDEKATAN
KEGUNAAN KEPUTUSAN
TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN
A. Pendahuluan
Di bab 2
disimpulkan bahwa dalam penerapannya, metode present value mengalami berbagai kendala dan diragukan untuk
menyajikan suatu laporan keuangan yang lengkap. Pada bab 3 ini, akan dibahas
mengenai pendekatan teori yang mendukung pendekatan historical cost lebih berguna karena di bab 2 juga telah dibahas bahwa pendekatan historical cost merupakan pendekatan
yang lebih baik dibandingkan model present
value karena bisa memenuhi syarat reliable
meskipun tidak serelevan pendekatan present
value.
Berikut pertanyaan yang muncul
terhadap pendekatan historical cost
yaitu bagaimana laporan keuangan dengan berdasar pada historical cost dapat dibuat lebih bermanfaat? Pertanyaan ini
membimbing kepada konsep yang penting dalam akuntansi yaitu konsep decision usefulness. Teori keputusan dan
teori pasar modal membantu dalam mengkonseptualisasi makna dari informasi
laporan keuangan yang bermanfaat. Tujuan utama bab ini adalah memperkenalkan
teori-teori tersebut dan mendiskusikan relevansinya terhadap akuntansi.
B.
Pendekatan manfaat Keputusan
Pendekatan ini menggunakan suatu
pandangan:
“Jika para akuntan tidak dapat
menyiapkan laporan keuangan secara teoritis tepat, setidaknya dapat mencoba
untuk menjadikan laporan keuangan yang berdasarkan
historical cost lebih bermanfaat”
Dalam menggunakan pendekatan manfaat
keputusan (decision usefulness), ada
dua pertanyaan utama yang harus dibahas, yaitu:
1.
Siapa pengguna laporan keuangan?
Terdapat banyak pengguna laporan keuangan. Akan membantu jika para pengguna
tersebut digolongkan dalam beberapa kelompok, seperti investor, pemilik ,
manager, perserikatan, pengatur standar, dan pemerintah, yang kemudian grup ini
disebut penyusun akuntansi (constituencies
of accounting).
2.
Apakah persoalan keputusan dari
pengguna laporan keuangan? Dengan memahami masalah keputusan ini, akuntan akan
lebih mudah untuk menyiapkan kebutuhan informasi. Atau dapat dikatakan, membuat
informasi mengenai laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan yang spesifik bagi
pengguna laporan tersebut akan membantu peningkatan pengambilan keputusan. Dengan
cara ini, laporan keuangan yang dibuat akan lebih bermanfaat.
Menghadapi pertanyaan yang sulit
seperti diatas, untuk membantu, para akuntan mengarahkannya ke berbagai teori
dalam bidang ekonomi dan keuangan. Dalam bab ini akan dibahas dua teori yaitu :
·
Single-person (Theory of Decision).
Teori ini menjadi dasar yang baik untuk mulai memahami bagaimana individu
membuat keputusan yang rasional di bawah kondisi ketidakpastian. Teori ini
memungkinkan kita untuk mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan
pembuat keputusan untuk menajamkan kepercayaan subjektifnya tentang
pengembalian di masa depan atas keputusannya.
·
Teori Investasi (Theory of Investment). Suatu
spesialisasi teori keputusan yang digunakan sebagai model dari proses keputusan
investor yang rasional. Teori ini membantu kita untuk mengerti sifat alami
suatu risiko dalam konteks investasi portofolio. Teori ini sangat penting bagi
bidang akuntansi karena diadopsi dari standar akuntansi professional.
C.
Single-Person Decision Theory
Sudut pandang teori ini adalah
seseorang yang harus mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Teori
ini mengakui bahwa state probabilities tidak lagi objektif, sebagaimana dalam
kondisi yang ideal, dan mengemukakan suatu prosedur formal dimana individu dapat
mengambil keputusan yang terbaik dengan memilih dari satu perangkat atau
kumpulan alternatif yang ada. Teori ini mengijinkan investor memperoleh
informasi tambahan untuk merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan atas
peristiwa yang mungkin terjadi setelah keputusan dibuat. Teori keputusan ini relevan dengan akuntansi
karena laporan keuangan menyediakan informasi tambahan yang berguna bagi banyak
keputusan.
Sistem
Informasi
Supaya lebih bermanfaat, informasi
dalam laporan keuangan harus membantu untuk memprediksi pengembalian investasi
di masa depan. Dengan menggunakan
historical cost, laporan keuangan tidak menunjukkan nilai masa depan yang
diharapkan secara langsung. Namun, laporan keuangan akan tetap berguna untuk
investor secara luas yang memungkinkan suatu prediksi baik kabar baik ataupun
buruk yang terdapat didalamnya akan bertahan sampai masa depan.
Perlu diketahui bahwa kita
mengembangkan proses keputusan yang hubungannya dengan investor menggunakan
informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi earning power di masa
depan. Prediksi akan earning power
digunakan untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan (kepentingan
utama investor). Aliran kas di masa depan dapat digunakan untuk memprediksi
pengembalian investasi masa depan. Pendekatan ini konsisten dengan kondisi
ideal. Bagaimanapun, dibawah kondisi yang yang tidak ideal tidak tepat jika
dikatakan bahwa prediksi aliran kas masa depan adalah pendekatan yang lebih
baik untuk memprediksi pengembalian investasi dibandingkan prediksi earning
power. Pada akhirnya, kedua pendekatan tersebut sesungguhnya sama sejak aliran
kas dan earning memiliki output rata-rata yang sama. Secara akual, perbedaan
antara aliran kas dan pendapatan bersihnya akan selalu nol setiap waktu.
Dalam jangka
pendek, seseorang dapat menentang bahwa earning
power memiliki keuntungan tertentu dalam memprediksi pengembalian investasi
masa depan. Karena secara accrual,
pengembalian lebih sedikit dibandingkan arus kas yang diakibatkan sebagai
contoh akuisisi capital asset dan
penjualan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan tetap bermanfaat
bagi investor meskipun laporan keuangan tidak secara langsung melaporkan
mengenai aliran kas masa depan dengan dasar penghitungan present value. Inti dari hubungan antara laporan keuangan saat ini
dan masa depan adalah conditional probabilities P(GN/H) dan
P(BN/L). Probabilitas ini disebut sistem
informasi. Konsep dari sistem informasi merupakan konsep yang sangat kuat
(karena dapat menangkap isi informasi dari laporan keuangan dengan demikian
menentukan nilainya untuk pembuatan keputusan oleh investor) dan sangat berguna
(karena banyak masalah akuntansi praktis dapat dibingkai dalam kerangka
dampaknya terhadap sistem informasi dalam teori akuntansi keuangan).
Information
defined
Teori keputusan
dan konsep penerangan memberikan cara untuk mendefinisikan informasi, yaitu
bahwa informasi adalah bukti yang memiliki potensi mempengaruhi keputusan
seseorang. Dari definisi tersebut terdapat hal- hal yang bisa kita simpulkan,
yaitu: 1)Informasi adalah ex ante definition. Tuntutan yang paling utama bagi
bahan bukti untuk menggambarkan
informasi adalah minimal beberapa bahan bukti harus diperoleh, kepercayaan
secara cukup berpengaruhi bahwa keputusan akan berubah., 2) Definisi adalah
individual- specific. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda dan bersifat
khusus atas informasi yang sama, 3) Definisi seharusnya menggambarkan biaya
bersih, dan 4) definisi seharusnya menekankan bahwa penerimaan dan kepercayaan
terhadap informasi sebagai proses yang kontinyu.
Teori keputusan
dan konsep penerangan memberikan cara khusus untuk mendefinisikan informasi
yaitu fakta atau bukti yang memiliki potensial untuk mempengaruhi keputusan
seorang individu. Teori keputusan sangat penting karena membantu kita untuk
memahami mengapa informasi merupakan sebuah komoditas yang sangat kuat dan
sebagai akuntan, yang menyiapkan informasi yang dibutuhkan investor, perlu
untuk mengetahui peran yang sangat kuat ini.
D.
the rational risk averse- investor
Dalam teori
keputusan, konsep individu rasional secara sederhana menerangkan dalam
pembuatan keputusan, tindakan yang terpilih ialah salah satu yang menberikan
harapan manfaat yang terbaik. Hal ini berdampak terhadap individu yang besar
kemungkinan mencari informasi tambahan yang relevan terhadap keputusan, yang
akan digunakan untuk merevisi pernyataan kemungkinan dengan menggunakan Baye s’ theorem.
Asumsi yang
biasa digunakan yaitu bahwa investor yang rasional yaitu risk-averse
(menolak risiko). Konsep dari risk-aversion
sangat penting bagi akuntan karena berarti investor membutuhkan informasi yang
berkaitan dengan resiko dan nilai yang diharapkan di masa depan. Risk-averse
akan menyamakan (trade-off) antara return dan risiko yang
diharapkan. Contohnya, jika kita memiliki kemungkinan menang 75%, kita
mungkinakan melempar untuk taruhan yang lebih besar. Akibatnya, kita sekarang
memiliki resiko lebih besar untuk memperoleh nilai pengembalian yang lebih
besar, nilai yang diharapkan sekarang adalah $0,50 per dollar dibanding nol.
Untuk model risk-aversion, teori keputusan menggunakan alat yaitu utility function yang
menghubungkan jumlah pembayaran dengan utilitas pembuat keputusan pada jumlah
tersebut.
Kadang ada
asumsi yang menyatakan bahwa pembuat keputusan adalah risk-neutral yaitu
pembuat keputusan akan menganalisa secara teliti investasi yang beresiko
terkait dengan return yang
diharapkan. Risk neutrality
mungkin adalah asumsi yang layak saat pengembalian kecil. Bagaimanapun, risk
aversion adalah asumsi yang lebih realistic pada kebanyakan kasus.
Konsep dari risk aversion sangat penting bagi akuntansi, karena ini
berarti bahwa investor memerlukan informasi yang mengandung resiko, seperti
halnya nilai yang diharapkan dari pengembalian masa depan.
E.
Prinsip Diversifikasi Portofolio
Pada poin D
telah dinyatakan bahwa investor individu di asumsikan menjadi penolak resiko.
Konsekuensi, pemberian pelunasan yang yang diharapkan dari investasi, investor
yang rasional menginginkan resiko kemungkinan yang terkecil atau sebaliknya resiko yang diberikan akan
menginginkan kemungkinan terbaik dari pelunasan yang diharapkan. Salah satu
cara investor dapat mengurangi resiko untuk return yang diharapkan adalah
dengan mengadopsi strategy of
diversification, dengan menginvestasikannya dalam sekuritas portofolio.
Prinsip dari diversifikasi portofolio menunjukkan bahwa beberapa tetapi tidak
semua resiko dapat dieliminasi dengan
strategi investasi yang sesuai. Prinsip ini merupakan implikasi yang sangat
penting untuk mengetahui sifat dari resiko informasi yang dibutuhkan investor. Alat yang
digunakan yaitu mean-variance utility. Signifikansi dari utilitas ini
terhadap akuntan yaitu membuat keputusan investor dibutuhkan lebih eksplisit -
seluruh investor membutuhkan informasi tentang nilai yang diharapkan dan resiko
atas return dari investasi, tanpa
memperhatikan bentuk khusus dari fungsi utilitasnya. Memungkinkan untuk
menemukan keputusan investasi lainnya yang memiliki tingkat pengembalian yang
diharapkan yang sama tetapi dengan resiko yang kecil. Dalam ekonomi di manapun,
pasti ada keadaan alami yang disebut factor yang mempengaruhi return
dari seluruh saham, yaitu : Faktor market-wide atau economy wide. Kehadirannya berarti jika return atas
satu saham tinggi, maka return atas kebanyakan saham yang lain juga akan
tinggi (dengan asumsi bahwa return atas saham adalah independen). Jika seluruh faktor adalah economy-wide
maka return atas saham perusahaan akan secara sempurna terkorelasi.
Faktor firm-spesific yang mempengaruhi return atas satu
perusahaan saja. Jika seluruh faktor adalah firm-spesific, maka return
akan independen.
F.
Keputusan Investasi Yang Optimal
Saat biaya
transaksi diabaikan, keputusan optimal investor yang risk-averse adalah
untuk membeli kombinasi dari portofolio pasar dan aset bebas-resiko yang
menghasilkan tradeoff yang paling baik antara return dan resiko
yang diharapkan. Jumlah yang sama
diinvestasikan dalam sebuah
portofolio dapat menghasilkan resiko
yang lebih rendah dibandingkan jika diinvestasikan dalam perusahaan tunggal
untuk tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama. Hal itu disebabkan saat
lebih dari satu investasi beresiko diadakan, resiko spesifik perusahaan
cenderung untuk menghilang. Jika satu
saham menghasilkan return yang rendah maka akan selalu ada kesempatan
bahwa saham-saham yang lain akan menghasilkan return yang tinggi. Semakin banyak jumlah saham perusahaan yang
berbeda dalam portofolio, semakin besar efek ini dapat bekerja. Sebagai
hasilnya, resiko yang berbahaya dapat dikurangi.
Yang perlu
diperhatikan disini, dalam suatu economy-wide
risk, tidak ada yang dapat ditolak keluar secara keseluruhan. Pada saat
minimum, saat portofolio pasar dipegang, factor
economy-wide akan tinggal untuk berperan bagi resiko portofolio, dan resiko
ini tidak dapat diubah. Resiko non-diversifiable
disebut risiko sistematis. Secara konsep, portofolio pasar termasuk seluruh
saham yang tersedia untuk investasi dalam ekonomi. Pada prakteknya, portofolio
pasar biasanya mengambil seluruh saham yang diperdagangkan dalam bursa efek
mayor. Beberapa investor kemungkinan ingin mengurangi investasi mereka dalam
portofolio pasar dan membeli risk free
asset denagn prosesnya. Yang lain kemungkinan ingin meminjam dalam risk free rate dan meningkatkan
investasinya.bagaimanapu caranya, semua investor dapat menikmati
keuntungan-keuntungan penuh dari diversifikasi, pada waktu yang sama mencapai
untuk mencapai resiko pengembalian yang optimal dari trade off.
G.
Risiko Portofolio
Prinsip dari
diversifikasi membawa pada pengukuran resiko yang penting dari sekuritas dalam
teori investasi. Resiko ini yaitu beta,
yang mengukur co-movement antara perubahan dalam harga sekuritas dan
perubahan dalam nilai pasar atas portofolio pasar. Beta adalah konsep yang
penting dan berguna dalam akuntansi keuangan. Saham beta adalah komponen yang
krusial dari studi empiris yang berguna sebagai informasi akuntansi keuangan
bagi investor. Beta juga merupakan “launching
pad” bagi pelaporan resiko perusahaan.
Banyak
keuntungan dari diversifikasi dapat diperoleh hanya dengan sedikit sekuritas
dalam portofolio. Dari sudut pandang akuntansi, informasi yang berguna adalah
informasi yang dapat membantu investor untuk menaksir return dan beta
yang diharapkan dari sekuritas. Informasi mengenai pengembalian sekuritas yang
diharapkan dan beta sangat berguna bagi investor. Ini memungkinkan mereka untuk
mengestimasi pengembalian yang diharapkan dan resiko dari portofolio yang
mereka pertimbangkan. Kemudian mereka dapat memilih portofolio yang memberi
resiko pengembalian tradeoff yang
diharapkan, subjek dari level biaya tansaksi yang dibawa.
H.
Reaksi Badan Akuntan Profesional Terhadap Pendekatan Penggunaan Keputusan
FASB’s SFAC 1
menjelaskan suatu adaptasi yang penting dari teori keputusan terhadap laporan
keuangan dan pelaporannya. Sedangkan SFAC 2 mengoperasionalkan pendekatan
manfaat keputusan dengan mengembangkan karakteristik dimana informasi akuntansi
seharusnya terkandung didalamnya supaya lebih bermanfaat. Dalam esensinya,
informasi akuntansi seharusnya menyediakan informasi yang berisi mengenai
sistem yang menghubungkan laporan keuangan periode saat ini dengan realisasi
dan pelunasan di masa depan.
Dua
karakteristik informatif yang utama ialah relevan dan reliable. Informasi yang relevan ialah informasi yang memiliki
kapasitas untuk mempengaruhi kepercayaan investor mengenai pengembalian di masa
depan dan informasi yang reliable
menggambarkan suatu hal yang pokok untuk diukur (harus tepat dan tidak bias).
PENUTUP
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kegunaan
keputusan (decision usefulness) maka
informasi akuntansi akan lebih reliabel dan relevan. Kegunaan keputusan
merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang berdasarkan biaya
historis agar lebih berguna. Selama ini penyajian laporan keuangan harus
menekankan pada karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu reliabilitas
dan relevansi. Reliabilitas merupakan penyajian informasi yang terkandung di
dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan jika cukup terbebas dari
kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian yang jujur. Sebaliknya,
relevansi adalah informasi akuntansi keuangan yang relevan mempunyai pengaruh
terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan informasi akuntansi keuangan itu. Pendekatan
kegunaan keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif
informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada
kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif
pengukuran menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan
keuangan.
Hasil
diskusi Reserve Recognition Accounting (RRA)
menyatakan bahwa tidak mungkin menyiapkan laporan keuangan dengan tingkat
reliabilitas dan relevansi secara penuh karena konsekuensinya akan terjadi trade-offs antara reliabilitas dengan revelansi. Oleh
karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah pendekatan
kegunaan keputusan (decision usefulness)
untuk membuat laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis (historical cost) lebih berguna. Salah
satu di antaranya adalah dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Dalam pengungkapan penuh informasi
yang harus diungkap adalah mengenai data akuntansi dan non akuntansi yang
relevan. Hal ini disebut dengan pelaporan keuangan (financial reporting) yang lebih memberikan
informasi tambahan selain laporan keuangan, dengan kata lain pelaporan keuangan
cakupannya lebih luas daripada laporan keuangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto
Canada: Prentice-Hall.