AUDIT SIKLUS PENGELUARAN, UTANG, DAN
AKTIVA
1.
Prosedur konfirmasi yang dilaksanakan dalam
pemeriksaan utang dagang tidak sepenting prosedur konfirmasi yang dilaksanakan
dalam pemeriksaan piutang dagang karena:
A.
Bukti yang
mendukung catatan utang lebih kompeten sedangkan bukti yang mendukung catatan
piutang kurang kompeten. Konfirmasi piutang merupakan prosedur audit untuk
memperoleh bukti dokumenter yang kompetensinya paling tinggi yang tidak
didapati oleh auditor dalam bukti-bukti yang mendukung pencatatan piutang
dagang.
B.
Konfirmasi
dalam pemeriksaan piutang dagang secara eksplisit diatur dalam standar
pekerjaan lapangan yang ketiga sedangkan konfirmasi piutang dagang tidak.
C.
Konfirmasi
utang dagang merupakan mandatory procedure sedangkan konfirmasi piutang dagang
bukan merupakan mandatory procedure.
D.
Konfirmasi
utang dagang hanya dilakukan jika pengendalian intern terhadap utang jelek,
sedangkan konfirmasi piutang dagang tetap dilaksanakan baik pengendalian intern
terhadap piutang ketat maupun jelek.
2.
Perbedaan karakteristik pemeriksaan antara aktiva
lancer dan utang lancar adalah:
A.
Perusahaan
mempunyai kecenderungan overstatement aktiva lancar, di lain pihak perusahaan
mempunyai kecenderungan understatement utang lancar. Di samping itu pemeriksaan
terhadap aktiva lancar biasanya memerlukan waktu lebih lama bila dibanding
pemeriksaan terhadap utang lancar.
B.
Penyajian
elemen aktiva lancar sebagian besar menyangkut masalah penilaian dan cenderung
overstated sedangkan penyajian elemen utang lancar sebagian besar berhubungan
dengan fakta dan cenderung understated.
C.
Frekuensi
terjadinya mutasi aktiva lancar jauh lebih tinggi bila dibanding dengan
frekuensi mutasi utang lancar.
D.
Active lancar
lebih mudah digunakan untuk window dressing bila dibandingkan dengan utang
lancar.
3.
Karakteristik pemeriksaan terhadap aktiva lancar adalah:
A.
Jangka waktu
pemeriksaan lama karena mutasinya tinggi dan menyangkut masalah penilaian.
Pemeriksaan dititikberatkan pada verifikasi saldo aktiva lancar pada tanggal
neraca dan diarahkan pada pencarian kemungkinannya adalah overstatement aktiva
lancar.
B.
Jangka waktu
pemeriksaan lama karena sulitnya mencari bukti-bukti adanya overstatement
aktiva lancar dan karena penilaiannya berdasarkan net reliable value.
C.
Pemeriksaan
aktiva lancar dititikberatkan pada verifikasi mutasi selama setahun yang
diaudit.
D.
Jangka waktu
pemeriksaan pendek karena nilai investasi dalam aktiva lancar biasanya relatif
rendah.
4.
Perusahaan membeli persediaan barang dagangan dengan
syarat f.o.b shipping point. Barang telah diterima di gudang pada tanggal 31
Desember 19X0 dan telah dihitung dalam perhitungan fisik persediaan pada
tanggal tersebut. Faktur pembelian (dengan jumlah rupiah Rp 20.000.000,00) baru
diterima tanggal 5 Januari 19X0 dan dicatat sebagai transaksi pembelian bulan
19X1.
A.
Kasus tersebut
di atas menimbulkan adanya unrecorded liabilities pada tanggal 31 Desember 19X0
(tanggal neraca). Oleh karena itu auditor harus mengusulkan penyesuaian kepada
klien.
B.
Unrecorded
liabilities pada tanggal neraca sebesar Rp 20.000.000,00 tersebut harus
diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilakukan penyesuaian karena earning
power tahun 19X0 dan current ratio tanggal 31 Desember 19X0 terpengaruh jika
seandainya tidak diadjust.
C.
Unrecorded
liability pada tanggal neraca tersebut tidak perlu diusulkan untuk dilakukan
penyesuaian karena tidak mempunyai pengaruh terhadap current position dan
earning power.
D.
Unrecorded
liability sebesar Rp 20.000.000,00 pada tanggal neraca tersebut harus diusulkan
untuk dilakukan penyesuaian karena meskipun current position tidak terpengaruh
tetapi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap earning power.
5.
Prosedur audit untuk menemukan adanya unrecorded
liabilities adalah:
A.
Memeriksa
daftar unrecorded liabilities; memeriksa transaksi-transaksi yang dicatat
setelah tanggal neraca, mengirim konfirmasi kepada kreditur, memeriksa
penjualan barang titipan (consignment), mempelajari peraturan perpajakan yang
bersangkutan dengan usaha klien.
B.
Memeriksa
penjualan barang titipan; mengirim konfirmasi ke bank; memeriksa
transaksi-transaksi yang dicatat dalam buku voucher register, buku jurnal
pengeluaran kas, atau check register serta buku jurnal umum setelah tanggal
neraca; mempelajari peraturan pajak yang bersangkutan dengan usaha klien.
C.
Memeriksa
notulen rapat direksi dan dewan komisaris, memeriksa kontrak-kontrak pembelian;
wawancara dengan pengacara klien.
D.
Minta daftar
unrecorded liabilities; lakukan vouching terhadap pendebitan dan pengkreditan
terhadap unrecorded liabilities; kirimkan konfirmasi kepada kreditur dan
selidiki saldo debit rekening unrecorded liabilities.
AUDIT SIKLUS GAJI DAN UPAH,
PERSEDIAAN, DAN PRODUKSI
1.
Pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan
bertujuan untuk:
A.
Menguji
kebenaran perhitungan fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh klien.
B.
Membuktikan
adanya persediaan yang tercantum dalam neraca.
C.
Memperoleh (bukti
yang cukup kompeten) keyakinan apakah persediaan yang tercantum dalam neraca
sesungguhnya secara fisik ada dan apakah kuantitas persediaan ditentukan dengan
metode-metode yang cukup teliti dan dapat dipercaya serta apakah persediaan
dalam keadaan dapat dijual atau dapat digunakan.
D.
Membuktikan
cukup tidaknya struktur pengendalian intern terhadap persediaan.
2.
Di dalam melaksanakan pengamatan terhadap perhitungan
fisik persediaan auditor melakukan:
A.
Perhitungan
terhadap persediaan klien, baik yang disimpan di gudang maupun yang berada di
gedung pihak luar.
B.
Pengujian
terhadap hasil perhitungan fisik persediaan yang dilakukan oleh klien.
C.
Perhitungan
fisik persediaan bersama-sama dengan klien.
D.
Test terhadap
inventory pricing dan inventory count.
3.
Klien menggunakan metode masuk pertama, keluar pertama
(FIFO) untuk sebagian persediaan dan menggunakan metode rata-rata tertimbang
untuk persediannya yang lain, dalam keadaan demikian dapatkah akuntan publik
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian?
A.
Dapat, karena
bagi akuntan publik yang terpenting adalah konsistensi penerapan metode. Jika
metode yang digunakan tersebut konsisten dengan tahun sebelumnya auditor dapat
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
B.
Tidak dapat,
karena menurut standar akuntansi keuangan, semua persediaan harus ditentukan
harga pokoknya dengan metode yang sama dan harus konsisten penerapannya.
C.
Dapat, karena
standar auditing (standar pekerjaan lapangan yang kedua) menentukan bahwa
perusahaan dapat menggunakan inventory costing method yang berbeda-beda untuk
setiap kelompok persediaan.
D.
Dapat, karena
standar akuntansi tidak melarang digunakannya inventory costing method yang
berbeda untuk berbagai kelompok persediaan yang dimiliki perusahaan.
4.
Bertitik tolak dari prosedur pengendalian yang baik,
pembagian atau distribusi cek upah atau amplop upah kepada buruh-buruh yang
berhak, yang paling baik dilakukan atau ditangani oleh:
A.
Bagian
akuntansi.
B.
Bagian
personalia.
C.
Bagian
keuangan.
D.
Bagian
pengawasan buruh.
E.
Bagian
pencatatan waktu.
5.
Tidak termasuk bukti audit terhadap persediaan adalah:
A.
Faktur
penjualan.
B.
Faktur
pembelian.
C.
Order
pembelian.
D.
Laporan
penerimaan barang.
Audit Siklus Pendapatan dan Piutang
1. Prosedur audit untuk menentukan apakah saldo piutang dagang dapat ditagih atau tidak, dapat dilakukan dengan cara:
A. Membandingkan jumlah penghapusan piutang dagang dengan jumlah penjualan
B. Melakukan konfirmasi piutang dagang
C. Melakukan analisis terhadap daftar umur piutang
D. Membandingkan faktur penjualan konsumennya
E. Melakukan wawancara dengan bagian buku besar piutang
2. Kebenaran (validitas) piutang dagang tidak dapat diperiksa dengan cara:
A. Membandingkan faktur dengan konsumennya
B. Melakukan konfirmasi piutang bentuk positif
C. Mencocokkan rekening piutang dengan jurnal penjualan
D. Membandingkan pesanan penjualan dengan fakturnya
E. Mencocokkan kartu piutang dengan buku besarnya
3. Pengujian dengan cara memeriksa apakah setiap pesanan penjualan telah disetujui oleh bagian kredit bertujuan untuk:
A. Memeriksa ketelitian jumlah piutang
B. Menilai struktur pengendalian intern terhadao prosedur penjualan
C. Memeriksa kolektibilitas piutang
D. Memeriksa kebenaran jumlah penjualan kredit
E. Menentukan jumlah penghapusan piutang
4. Dalam rangka pemeriksaan terhadap pos retur dan rabat penjualan, pengujian analisis sebaiknya digunakan pada:
A. Awal pemeriksaan
B. Pertengahan pemeriksaan
C. Akhir pemeriksaan
D. Awal dan akhir pemeriksaan
E. Sepanjang pemeriksaan
5. Hasil pengujian terhadap struktur pengendalian intern piutang ternyata menunjukkan bahwa struktur tersebut dapat diandalkan, dan jumlah piutang per debitur relatif kecil - kecil. Bila auditor ingin mengadakan konfirmasi sebaiknya ia menggunakan jenis:
A. Konfirmasi positif
B. Konfirmasi negatif
C. Konfirmasi terbuka
D. Konfirmasi blangko
E. Zero confirmation