BAB III
Sikap dan Kepuasan Kerja
Sikap (attitude) adalah
penyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap
objek, individu atau peristiwa.
Komponen sikap terbagi menjadi tiga yaitu:
1.
Komponen Kognitif (cognitive
component) adalah segmen opini atau keyakinan dari
sikap.
2.
Komponen afektif (affective
component) adalah segmen emosional atau perasaan
dari sikap.
3.
Komponen perilaku (behavioral
component) adalah niat untuk berperilaku dalam
cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Ketidaksesuaian kognitif adalah ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih atau antara
perilaku dan sikap.
Apakah Sikap Kerja Utama?
Sebagian besar penelitian dalam perilaku organisasi berhubungan dengan
tiga sikap yaitu:
- Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah
perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari
evaluasi karakteristik – karakteristiknya. Seseorang yang tingkat kepuasan
kerja yang tinggi memiliki perasaan – perasaan positif tentang pekerjaan
tersebut.
- Keterlibatan Pekerjaan (job
involvement) adalah tingkat sampai sama
seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di
dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri.
Keterlibatan pekerjaan mengukur tingkat sampai mana individu secara
psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja
yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Pemberian Wewenang Psikologis (psychological
empowerment) adalah keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka
mempunyai lingkungan kerja mereka, kompetensi mereka, makna pekerjaan
mereka dan otonomi dalam pekerjaan mereka.
- Komitmen Organisasional (organizational
commitment) adalah tingkat sampai mana
seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan – tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Tiga dimensi terpisah dari komitmen organisasional adalah: [1] Komitmen afektif (affective commitment) adalah
perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai – nilainya. [2] Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah
nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi bila
dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. [3] Komitmen normatif (normative
commitment) adalah komitmen untuk bertahan dengan organisasi untuk
alasan – alasan moral atau etis.
Sikap Kerja yang Lain:
- Dukungan Organisasional yang dirasakan (perceived organizational support)
adalah tingkat sampai mana karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi
mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
- Keterlibatan Karyawan (employee
engagement) adalah keterlibatan, kepuasan dan
antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan.
Tingkat Kepuasan Kerja Rata –
Rata Menurut Aspek
- Kerja itu sendiri
- Bayaran
- Promosi
- Pengawasan
- Rekan Kerja
- Keseluruhan
Pengaruh dari Karyawan yang
Tidak Puas di Tempat Kerja
- Keluar (Exit) adalah perilaku yang ditunjukan untuk meninggalkan organisasi,
termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
- Aspirasi (Voice) adalah secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi
termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan dan
beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
- Kesetiaan (Loyalty) adalah secara pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi
termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan
mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”.
- Pengabaian (neglect) adalah secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurangnya
usaha dan meningkatnya angka kesalahan.
BAB IV
Kepribadian dan
Nilai
Kepribadian (Personality) adalah
keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain.
Faktor – Faktor Penentu
Kepribadian
- Faktor Keturunan
- Faktor Lingkungan
Sifat – Sifat Kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku
seorang individu. Cara mengidentifikasi sifat yaitu:
- Myres-Briggs Type Indicator yaitu tes
kepribadian yang menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan
individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Klasifikasian
kedalam karekteristik:
1.
Ekstraver (extraverted) VS
introver (introverted) (E-I) – individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai individu
yang ramah, suka bergaul dan tegas. Sedangkan introver sebagai individu yang
pendiam dan pemalu.
2.
Sensitif (sensing) VS
Intuitif (intuitive) (S-N) – individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu
yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Mereka berfokus pada
detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses
– proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”.
3.
Pemikir (thinking) VS Perasa
(feeling) (T-F) – individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan
dan logika untuk menangani berbagai masalah. Sedangkan individu dengan
karakteristik perasa mengandalkan nilai – nilai dan emosi pribadi mereka.
4.
Memahami (judging) VS Menilai
(perceiving) (J-P) – individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan
kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan terstruktur. Sedangkan individu
dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan.
- Model Lima Besar (Big Five
Model) dibentuk oleh John Bearden. Faktor –
faktor lima besar mencakup:
1.
Ekstraversi (extraversion) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang yang suka bergaul,
suka berteman dan tegas.
2.
Mudah akur atau bersepakat (agreeableness)
adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan
seseorang yang bersifat baik, kooperatif dan penuh kepercayaan.
3.
Sifat berhati – hati (conscientiousness)
adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan
seseorang yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, gigih dan teratur.
4.
Stabilitas emosi (emotional stability)
adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan
seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang
teguh (positif) versus mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak memiliki
pendirian yang teguh (negatif).
5.
Terbuka terhadap hal – hal baru (openness
to experience) adalah dimensi kepribadian yang
menggolongkan seseorang berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap
hal – hal baru.
Nilai (value) menunjukkan alasan dasar bahwa cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingan
cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawan.
Sistem nilai (value system) sebuah hierarki yang didasarkan
pada penggolongan nilai – nilai seseorang individu menurut intensitas mereka.
Jenis – jenis Nilai
- Nilai terminal adalah keadaan akhir kehidupan
yang diinginkan, tujuan – tujuan yang ingin dicapai seseorang selama masa
hidupnya.
- Nilai instrumental adalah perilaku atau cara –
cara yang lebih disukai untuk mencapai nilai – nilai terminal seseorang.
Nilai Lintas Kultur
- Kerangka
Hofstede untuk Menilai Kultur terdapat lima dimensi:
1. Jarak kekuasaan (power distance)
adalah sifat kultur
nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana suatu masyarakat menerima
kekuatan dalam institusi dan organisasi didistribusikan secara tidak sama.
2. Individualisme (individualism)
adalah sifat kultur
nasional yang mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka bertindak
sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok. Lawannya Kolektivisme (collectivism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan
kerangka sosial yang kuat dimana individu menghadap orang lain dalam kelompok
mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
3. Maskulinitas (masculinity) adalah sifat kultur nasional yang
mendiskripsikan tingkat sampai mana kultur tersebut menyukai peran pencapaian,
kekuatan dan pengendalian dari pekerjaan maskulin tradisional. Nilai sosial
digolongkan menurut ketegasan dan materialisme. Lawannya adalah feminitas (femininity) adalah sifat kultur yang mempunyai sedikit
perbedaan anatara peran pria dan wanita, dimana wanita diperlakukan sama
seperti pria dalam semua aspek masyarakat.
4. Penghindaran ketidakpastian (uncertainty
avoidance) adalah
sifat kultur nasional yang mendeskripsikan tingkat sampai mana suatu masyarakat
merasa terancam oleh situasi – situasi yang tidak pasti dan ambigu serta
berusaha untuk menghindarinya.
5. Orientasi jangka panjang (long
term orientation) adalah sifat kultur nasional yang menekankan masa depan, penghematan dan
ketekunan. Lawannya, orientasi jangka pendek (short term orientation) adalah
sifat kultur nasional yang menekankan masa lalu dan masa kini, menghormati
tradisi dan memenuhi kewajiban – kewajiban sosial.
Kerangka GLOBE (Global Leadership
and Organizational Behaviour Effectiveness) untuk menilai kultur. Penyelidikan mengenai lintas
kultural mengenai kepemimpinan dan kultur nasional yang terus menerus dilakukan
dan dimulai pada tahun 1993 menggunakan data dari 825 organisasi di 62 negara.
Contoh dimensi:
1.
Ketegasan
2.
Orientasi
masa depan
3.
Perbedaan
gender
4.
Penghindaran
ketidakpastian
5.
Jarak
kekuasaan
6.
Individualisme/kolektivisme
7.
Kolektivisme
dalam kelompok
8.
Orientasi
kinerja
9.
Orientasi
kemanusiaan
BAB V
Persepsi dan
Pembuatan Keputusan Individual
Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan – kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi persepsi:
- Faktor – faktor dalam diri si
pengarti
·
Sikap – sikap
·
Motif – motif
·
Minat – minat
·
Pengalaman
·
Harapan - harapan
- Faktor – faktor dalam situasi
·
Waktu
·
Keadaan kerja
·
Keadaan sosial
- Faktor – faktor dalam diri target
·
Sesuatu yang baru
·
Gerakan
·
Suara
·
Ukuran
·
Latar belakang
·
Kedekatan
·
Kemiripan
Teori Hubungan (attribution theory) adalah usaha ketika individu – individu mengamati perilaku untuk
menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. Faktor
penentu bergantung pada tiga hal: [1]
Kekhususan merujuk pada apakah seseorang individu memperlihatkan perilaku –
perilaku berada dalam situasi – situasi berbeda, [2] Konsensus yaitu apabila semua individu yang menghadapi situasi
serupa merespons dalam cara yang sama, [3]
Konsistensi.
Kesalahan hubungan yang
fundamental (fundamental attribution
error) adalah kecenderungan untuk merendahkan
pengaruh faktor – faktor eksternal dan meninggikan pengaruh faktor – faktor
internal ketika membuat penilaian tentang perilaku orang lain.
Bias pemikiran diri sendiri (self serving bias) adalah kecenderungan bagi para individu untuk menghubungkan
keberhasilan mereka sendiri dengan faktor – faktor internal sementara
menyalahkan faktor – faktor eksternal untuk kegagalan.
Jalan Pintas yang Sering
Digunakan dalam Menilai Individu Lain, diantaranya:
- Persepsi selektif (selective
perception), menginterpretasikan secara
selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang,
pengalaman dan sikap seseorang.
- Efek halo (halo effect),
membuat sebuah gambaran umum tentang seorang
individu berdasarkan sebuah karakteristik.
- Efek – efek kontras (contrast
effects), evaluasi tentang karakteristik –
karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan – perbandingan
dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau
lebih rendah untuk karakteristik – karakteristik yang sama.
- Proyeksi (projection), menghubungkan karakteristik – karakteristik diri sendiri dengan
individu lain.
- Pembentukan stereotip (stereotyping),
menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang
kelompok dimana ia tergabung.
Berbagai Aplikasi Khusus dari
Jalan Pintas dalam Organisasi, diantaranya:
- Wawancara Pekerjaan
- Harapan Kinerja
- Pembentukan Profil Etnis
- Evaluasi Kinerja
Proses Pembuatan Keputusan yang Rasional
Rasional adalah
membuat pilihan – pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan
– batasan tertentu.
- Model Pembuatan Keputusan yang
Rasional (rational decision making
model)
adalah sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaimana
individu seharusnya berperilaku untuk memaksimal beberapa hasil.
Enam langkah dalam model pembuatan Keputusan Rasional:
1.
Mendefinisikan
masalah
2.
Mengidentifikasikan
kriteria keputusan
3.
Menimbang
kriteria tersebut
4.
Mengembangkan
alternatif
5.
Mengevaluasi
alternatif – alternatif yang ada
6.
Memilih
alternatif terbaik
Tiga komponen model kreativitas adalah dalil bahwa kreativitas individual membutuhkan
keahlian, keterampilan berpikir kreatif dan motivasi tugas instrik.
- Keahlian adalah dasar untuk setiap
pekerjaan kreatif.
- Keterampilan berpikir kreatif: karakteridtik kepribadian
yang berhubungan dengan kreativitas, kemampuan untuk menggunakan analogi
serta bakat untuk melihat
- Motivasi tugas intrinsik: keinginan untuk mengerjakan
sesuatu karena hal tersebut menarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan atau
menantang secara pribadi.
Rasionalitas yang Dibatasi adalah membuat keputusan dengan membuat berbagai model sederhana yang
menggali fitur dasar dari masalah tanpa mendaptkan semua kerumitannya.
Bias dan Kesalahan Umum
- Bias jangkar adalah kecenderungan untuk
sangat tertarik dengan informasi awal, darimana kita kemudian gagal
menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya.
- Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk
mencari informasi yang menguatkan pilihan – pilihan masa lalu dan
mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaian – penilaian masa
lalu.
- Bias ketersediaan adalah kecenderungan individu mendasarkan
penilaian mereka pada informasi yang sudah tersedia bagi mereka.
- Bias representatif adalah menilai kemungkinan
suatu kejadian dengan menganggap situasi saat ini sama seperti situasi di
masa lalu.
- Peningkatan komitmen adalah komitmen yang meningkat
untuk sebuah keputusan meskipun terdapat informasi negatif.
- Kesalahan yang Tidak Disengaja adalah kecenderungan individu
untuk percaya bahwa mereka bisa memprediksikan hasil dari peristiwa –
peristiwa yang tidak disengaja.
- Kutukan Pemenang adalah proses pembuatan
keputusan yang memperlihatkan bahwa partisipan yang menang dalam sebuah
lelang biasanya membayar terlalu tinggi untuk barang yang dimenangkan.
- Bias Peninjauan Kembali adalah kecenderungan kita untuk
pura – pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah peristiwa
secara akurat setelah hasil itu benar – benar diketahui.
Beberapa cara Mengurangi Bias dan
Kesalahan
· Fokus pada tujuan
· Mencari informasi yang melemahkan keyakinan anda
· Jangan berusaha mengartikan peristiwa yang tidak disengaja
· Perbanyak pilihan
Intuisi
Pembuatan keputusan yang intuisi adalah sebuah proses tidak sadar sebagai hasil
dari pengalaman yang disaring.
Tiga Kriteria Keputusan Etis
· Utilitarianisme adalah keputusan dibuat untuk memberikan kebaikan terbesar untuk jumlah
terbanyak
· Hak adalah
memungkinkan individu membuat keputusan yang konsisten dengan kemerdekaan dan
hak fundamental
Keadilan adalah mengharuskan individu untuk menentukan dan menjalankan
peraturan – peraturan dengan baik dan adil sehingga terdapat distribusi laba
dan biaya secara adil
CEK DISINI